Manfaat Teknologi Informasi dalam Bidang Pertanian
Pertanian
tidak lepas dari kegiatan bercocok tanam atau yang biasa disebut dengan istilah
on farm, yang merupakan kegiatan pertanian pada bagian hulu. Budidaya merupakan
proses menanam diikuti dengan kegiatan-kegiatan pemeliharaan, dan pada akhirnya
menghasilkan hasil panen. Pada kegiatan budidaya para petani kita pada umumnya
menggunakan pola-pola umum berdasarkan pengalaman yang mereka dapat selama
mereka terjun di dunia pertanian, bahkan banyak diantara mereka yang sudah
sejak lahir kenal dengan dunia pertanian.
Kenyataan
bahwa pertanian merupakan sektor yang sangat tidak disukai oleh generasi muda
tidak terelakkan lagi. Generasi muda saat ini lebih senang berprofesi sebagai
buruh pabrik, atau pekerja-pekerja di perusahaan daripada bertani. Pemuda yang
telah lulus SMA pada umumnya enggan untuk kembali ke kebun untuk menjadi
petani. Sekolah-sekolah mengkampanyekan kepada para siswanya untuk tidak
menjadi petani, karena petani itu kotor, identik dengan sawah, kebun, identik
dengan kemiskinan, dan ketidakberdayaan. Sektor pertanian menjadi sektor yang
hanya diminati oleh orang-orang tua yang tidak mungkin lagi bekrja di
perusahaan.
Informasi
pertanian merupakan salah satu faktor yang paling penting dalam produksi dan
tidak ada yang menyangkal bahwa informasi pertanian dapat mendorong ke arah
pembangunan yang diharapkan. Informasi pertanian merupakan aplikasi pengetahuan
yang terbaik yang akan mendorong dan menciptakan peluang untuk pembangunan dan
pengurangan kemiskinan. Integrasi yang efektif antara TIK dalam sektor
pertanian akan menuju pada pertanian berkelanjutan melalui penyiapan informai
pertanian yang tepat waktu relevan, yang dapat memberikan informasi yang tepat
kepada petani dalam proses pengambilan keputusan berusahatani untuk
meningkatkan produktivitasnya. TIK dapat memperbaiki aksesibilitas petani
dengan cepat terhadap informasi pasar, input produksi, tren konsumen, yang
secara positif berdampak pada kualitas dan kuantitas produksi mereka.
Informasi pemasaran, praktek pengelolaan ternak dan tanaman yang baru, penyakit
dan hama tanaman/ternak, ketersediaan transportasi, informasi peluang pasar dan
harga pasar input maupun output pertanian sangat penting untuk efisiensi
produksi secara ekonomi (Maureen 2009).
Teknologi
memegang peranan penting dalam pengembangan pertanian. Teknologi dimafaatkan
dalam tiga cabang utama pertanian yaitu :
·
penanaman,
·
peternakan,
·
dan perikanan.
Salah satu
contoh Teknologi Informasi Komunikasi yaitu internet. Internet menyajikan dunia
secara tanpa batas. Lewat sarana inilah diharapkan dapat digunakan untuk
mencari segala informasi yang dibutuhkan dan dapat pula digunakan oleh
masyarakat desa untuk meningkatkan kesejahteraan perekonomian melalui
korespondensi dengan orang lain atau perusahaan di berbagai penjuru dunia baik
Informasi terkini maupun informasi terlama bisa didapat dan dikirimkan dengan
cepat. Selama ini masalah yang dihadapi oleh masyarakat desa disebabkan
kurangnya informasi yang baru dan tepat.
Informasi
dari internet berfungsi sebagai langkah awal untuk menyelesaikan masalah yang
kemudian ditindak lanjuti dengan kegiatan yang lain. Internet memberi informasi
kepada para petani dalam pemeliharaan tanaman dan hewan, pemberian pupuk,
irigasi, ramalan cuaca dan harga pasaran. Manfaat internet menguntungkan para
petani dalam hal kegiatan advokasi dan kooperasi. Internet juga bermanfaat
untuk mengkoordinasikan penanaman agar selalu ada persediaan di pasar, lebih
teratur dan harga jual normal. Jika para petani memerlukan informasi khusus yang
tidak dapat segera dilayani para petugas penyuluhan pertanian, maka mereka bisa
mendapatkan informasi tersebut dari internet.
Manfaat yang
dapat diperoleh melalui kegiatan aplikasi teknologi informasi dan
komunikasi (Mulyandari 2005), khususnya dalam mendukung pembangunan
pertanian berkelanjutan di antaranya adalah:
1.
Mendorong terbentuknya jaringan informasi pertanian di tingkat lokal dan
nasional.
2.
Membuka akses petani terhadap informasi pertanian untuk: 1) Meningkatkan
peluang potensi peningkatan pendapatan dan cara pencapaiannya; 2) Meningkatkan
kemampuan petani dalam meningkatkan posisi tawarnya, serta 3) Meningkatkan
kemampuan petani dalam melakukan diversifikasi usahatani dan merelasikan
komoditas yang diusahakannya dengan input yang tersedia, jumlah produksi yang
diperlukan dan kemampuan pasar menyerap output.
3.
Mendorong terlaksananya kegiatan pengembangan, pengelolaan dan pemanfaatan
informasi pertanian secara langsung maupun tidak langsung untuk mendukung
pengembangan pertanian lahan marjinal.
4.
Memfasilitasi dokumentasi informasi pertanian di tingkat lokal (indigeneous
knowledge) yang dapat diakses secara lebih luas untuk mendukung pengembangan
pertanian lahan marjinal.
Petani perlu memanfaatkan dengan optimal teknologi-teknologi
alternatif tersebut sehingga mereka tidak ketinggalan informasi dan dapat
mengembangkan pertaniannya. Informasi yang didapatkan dapat menjadi acuan
pengembangan dalam budidaya maupun pengolahan pasca panen. Tentu saja hal yang
kita harapkan adalah peningkatan produktivitas dan nilai tambah yang merupakan
ciri pertanian modern dapat tercapai. Keterlibatan dari penyedia informasi
tentu sangat penting. Universitas-universitas, lembaga penelitian di bidang
pertanian, LSM, dan pemerintah harus secara proaktif menyediakan
layanan-layanan informasi melalui internet yang saat ini cukup murah dan
terjangkau dai sisi penyedia informasi. Permasalahannya adalah kita harus
bersama-sama saling melengkapi untuk memberikan yang terbaik bagi para petani
kita, agar kesejahteraan mereka meningkat.
sumber:
http://www.dharmasrayakab.go.id/home/artikel/teknologi-informasi/151-memanfaatkan-teknologi-informasi-dan-komunikasi-untuk-pembangunan.html (diakses tanggal 31 oktober 2014)
http://dyanputrirahayu.wordpress.com/category/manfaat-teknologi-informasi-dalam-bidang-pertanian/ (diakses tanggal 31 oktober 2014)
0 komentar:
Posting Komentar