http://cai.elearning.gunadarma.ac.id/webbasedmedia/video.php?file_video=kekerasan-pacaran.flv
Kekerasan dalam berpacaran
Melati adalah seorang mahasiswi d sebuah perguruan suwasta. Selain kuliah dia juga bekerja bekerja di salah satu Training Center. Sebenarnya dia bekerja bukan untuk mencari uang, tatapi karena dia sangat kesepian di rumah tidak pernah berkumpul dengan keluarganya. Kedua orang tua dan juga kakaknya sibuk dengan kerjaannya masing-masing, sehingga melati terabaikan. Daripada bosen di rumah, maka ia lebih baik bekerja untuk mengisi waktunya.
Melati merasa senang karena masih ada yang sayang dan perhatian kepadanya, yaitu pacarnya bernama Jaka. Mereka sudah berpacaran selama 2 tahun. Setelah sekian lama melati baru mengetahui sifat Jaka yang sebenarnya. Jaka adala seorang lelaki yang keras, kasar dan emosional. Apa yang dia inginkan harus terpenuhi, jika tidak dia akan memarahi dan memaki-maki melati dengan kasar. Melati sangat tersiksa dengan perlakuan Jaka yang sepert itu. Sebenarnya sifat Jaka itu di dapatkan dari ayahnya. Orang tuanya sering bertengkar dan ayahnya suka menampar dan berbuat kasar pada ibunya di hadapan Jaka. Maka saat Jaka sudah dewasa seperti ini melakukan hal yang sama seperti ayahnya.
Selain melakuan kekerasan fisik Jaka juga melakukan kekerasan ekonomi kepada Melati. Dia selalu memeras uang melati untuk keperluannya, pada saat mereka makan di mall pun selalu meminta Melati yang bayar. Melati selalu bersabar dan berharap suatu saat nanti Jaka akan berubah, tetapi Jaka malah semakin parah dan brutal.
Cerita ini dapat diambil kesimpulan bahwa pengaruh keluarga sangat penting dalam mempengaruhi perkembangan aktualisasi diri anak. Orang tua tidak boleh bertengkar di depan anaknya, karena itu secara tidak langsung telah mengajari anaknya untuk melakukan kekerasan. Contohnya seperti yang dialami oleh Jaka. Dia menjadi orang yang sangat keras dan kasar akibat pengaruh dari ayahnya.
0 komentar:
Posting Komentar