Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Halaman

Membeli waktu


http://cai.elearning.gunadarma.ac.id/webbasedmedia/video.php?file_video=4-membeli-waktu.flv


Film pendek ini menceritakan tentang seorang anak yang sangat membutuhkan kebersamaan dengan keluarganya. Terutama dengan ayahnya yang setiap hari sibuk bekerja.Jani adalah seorang anak perempuan yang ingin sekali dapat berkumpul dengan ayahnya, ingin bermain dan beraktivitas bersama. Namun itu semua sangat sulit didapatkannya, karena ayahnya seorang karyawan kantoran yang sangat sibuk. Dia hanya bisa meluangkan waktu pada pagi hari saat sarapan, itupun cuma beberapa menit. Ayahnya selalu pulang larut malam dan tidak pernah sempat untuk bertemu dengan Jani.
Jani setiap hari selalu murung memikirkan ayahnya. Jani merasa iri kepada teman-temannya yang selalu senang dapat bermain dengan ayahnya. Jani pernah mencoba untuk menunggu ayahnya pulang, namun karena terlalu larut itu semua sangat sulit karena esoknya Jani harus sekolah. Dia selalu memikirkan bagaimana caranya agar dia dapat berkumpul dengan ayahnya. Kemudian pada suatu hari dia mendapatkan suatu cara agar ayahnya bisa meluangkan waktu untuknya. Jani memecahkan celengannya dan menghitung berapa banyak uang yang ada di celengan itu. Kemiudian dia memutuskan untuk menunggu ayahnya pulang. Setelah menunggu sampai larut malam akhirnya ayahnya pun datang.
Ayahnya kaget dan bertanya mengapa Jani belum tidur. Jani tiba-tiba bertanya berapa gaji ayahnya dalam satu hari. Ayahnya bingung dan heran mengapa Jani menayakan hal seperti itu. Ayahnya menjawab 400 ribu. Jani bertanya lagi jika satu jam berapa. Ayahnya menjawab dalam satu hari dia bekerja 10 jam berarti satu jam 40 ribu. Kemudian Jani meminta uang 5 ribu kepada ayahnya, namun ayahnya tidak memberikannya dan bilang besok saja karena ayahnya sangat  lelah. Jani tetap memaksa dan terus meminta agar memberikannya sekarang. Sehingga ayahnya menjadi kesal dan membentak Jani. Jani langsung pergi ke kamarnya dan menangis. Ayahnya pun menyusulnya dan meminta maaf karena sudah berbuat kasar. Ayahnya menanyakan lagi mengapa dia meminta uang malam-malam begini. Setelah diketahui ternyata Jani ingin membeli waktu ayahnya selama setengah jam untuk bisa bermain dengannya. Jani hanya memiliki uang 15 ribu dan kurang 5 ribu. Itu sebabnya dia meminta uang kepada ayahnya. Setelah mendengar hal itu ayahnya sadar bahwa dia tidak pernah meluangkan waktu dan kurang perhatian kepada Jani, sampai-sampai Jani ingin membeli waktunya. Akhirnya keesokan harinya mereka pun dapat berkumpul dan bermain bersama, serta memberikan kasih sayang dan rasa saling peduli yang dangat besar.
Dari film ini mengajarkan bahwa sesibuk-sibuknya seorang ayah dalam bekerja harus bisa meluangkan waktu kepada anaknya, karena seorang anak sangat membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari kedua orangtuanya. Tidak cukup jika hanya dari seorang ibu. Hal itu sangat mempengaruhi dalam proses perkembangan anak.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

kekerasan dlm pacaran

http://cai.elearning.gunadarma.ac.id/webbasedmedia/video.php?file_video=kekerasan-pacaran.flv


Kekerasan dalam berpacaran

Melati adalah seorang mahasiswi  d sebuah perguruan suwasta. Selain kuliah dia juga bekerja bekerja di salah satu Training Center. Sebenarnya dia bekerja bukan untuk mencari uang, tatapi karena dia sangat kesepian di rumah tidak pernah berkumpul dengan keluarganya. Kedua orang tua dan juga kakaknya sibuk dengan kerjaannya masing-masing, sehingga melati terabaikan. Daripada bosen di rumah, maka ia lebih baik bekerja untuk mengisi waktunya.
Melati merasa senang karena masih ada yang sayang dan perhatian kepadanya, yaitu pacarnya bernama Jaka. Mereka sudah berpacaran selama 2 tahun. Setelah sekian lama melati baru mengetahui sifat Jaka yang sebenarnya. Jaka adala seorang lelaki yang keras, kasar dan emosional. Apa yang dia inginkan harus terpenuhi, jika tidak dia akan memarahi dan memaki-maki melati dengan kasar. Melati sangat tersiksa dengan perlakuan Jaka yang sepert itu. Sebenarnya sifat Jaka itu di dapatkan dari ayahnya. Orang tuanya sering bertengkar dan ayahnya suka menampar dan berbuat kasar pada ibunya di hadapan Jaka. Maka saat Jaka sudah dewasa seperti ini melakukan hal yang sama seperti ayahnya.
Selain melakuan kekerasan fisik Jaka juga melakukan kekerasan ekonomi kepada Melati. Dia selalu memeras uang melati untuk keperluannya, pada saat mereka makan di  mall pun selalu meminta Melati yang bayar. Melati selalu bersabar dan berharap suatu saat nanti Jaka akan berubah, tetapi Jaka malah semakin parah dan brutal.
Cerita ini dapat diambil kesimpulan bahwa  pengaruh keluarga sangat penting dalam mempengaruhi perkembangan aktualisasi diri anak. Orang tua tidak boleh bertengkar di depan anaknya,  karena itu secara tidak langsung telah mengajari anaknya untuk melakukan kekerasan. Contohnya seperti yang dialami oleh Jaka. Dia menjadi orang yang sangat keras dan kasar akibat pengaruh dari ayahnya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS